04 Kisah De Bokta

***************************************************************************************************************************

   

   

   

   

   

   

 

 

KISAH DE BOKTA

 

Di Bukit Nabal

De Bokta sedang duduk

di bukit bejana Nabal

ia sedang bergumam dan bernyanyi

tentang burung-burung dan kupu-kupu

Sambil mengetuk-ngetuk dengan tongkatnya.

Rambutnya tergelai lebat

dan jubah hitamnya berkibar tertiup angin

sedikit janggutnya, kelabu menua

dan tangannya yang memegang tongkat kayu

ia laki-laki utama di bangsanya

 

Ketiga dara Kristuania itu

mengelilinginya

mereka bercanda dan menari

bertepuk tangan

dan tersenyum girang

Pontilia yang berwajah cemerlang

Helial yang manis,

berambut indah

dan Spelita, si jelita

dara kebanggan bangsanya

 

Mereka bercakap gembira

dengan De Bokta paman mereka

dan duduk memandang

alam indah pagi hari

sambil bernyanyi gembira

dan bertepuk-tepuk tangan

 

Mereka selalu kerjakan ini

perintang waktu, penggembira hati

 

De Bokta berdiri, mengibaskan jubahnya

Lalu katanya, dengan suara riang:

 

 "Hai dara-dara manisku

marilah kita nyanyikan

berita kelima benua manusia

dan benua keenam yang hilang

yang kita kenal, dan kita sukai

kisah dari nenek moyang kita"

 

Ketiga gadis tersenyum cerah, kata mereka:

 

"Ya paman, ya paman … itu kami suka!"

 

Lalu De Bokta berdiri, diacungkannya tongkatnya

dan menyanyi, demikian nyanyinya:

 

Nyanyian De Bokta

"Tuhan adalah yang pertama

Pencipta alam yang indah … dan

dunia raya manusia

Ia menciptakan dan memelihara

lalu menciptakan hal-hal baru lagi

Lima benua ciptaannya

(yang keenam musnah!)

wilayah Domba Allah, Iesous

Lima kehidupan dunia

yang hingga masa kini

tetap hidup dan mengarungi waktu"

 

Ia menyanyi, suaranya lantang

sementara ketiga gadis Kristuania itu

menari dan berputar-putar lincah.

 

Broadway, Cotswolds, 23 October 1975

[Back]

 

 

Nyanyian De Bokta itu sangat indah, demikian katanya tentang Asia:

 

"Asia adalah yang tertua

laki-laki jantan dan tampan

pahlawan purba perkasa

dan bapak bangsa-bangsa

juga tanah agama-agama

Rambut hitamnya yang lebat,-

hutan-hutan tropis

dan keringatnya, sungai-sungai Gangga,

Irawadi, Citarum, Yammu

Pori-pori kulitnya gunung-gunung api

Bulu-bulunya padang rumput Asia Tengah

dan wajahnya Asia tenggara

Ia kuat, agung dan berbijak

yang tertua dan terutama

Pusat dunia raya

asal anak-anak manusia

Asia oh Asia"

 

Lalu berdirilah Pontilia

Pakaian kuningnya terang dipagi hari

ia tersenyum, dan menyanyi tentang Eropa:

 

Eropa anak kedua:

perawan jelita sang pencipta

Ia yang manis yang berlari-lari

gembira dilembah penciptaan

lekuk-lekuk tubuhnya indah daratan Eropa

bibir merahnya Semenanjung Iberia

dan gapaian-gapaiannya Skandinavia dan Britania

bulu-bulunya adalah hutan-hutan kecil

buah dadanya bukit-bukit rumput hijau

tempat domba-domba bersantap

Empat musimnya mengelilingi tubuhnya

Ia menangis di musim dingin

dan tersenyum di musim semi

menari dan tertawa dimusim panas

memetik bunga di musim gugur

 

Eropa … dara cantik … Eropa!

 

09.11 AM, Broadway, Cotswolds, 24 Oktober 1975

[Back]

 

 

Lalu sambung Helial, tentang Afrika, demikian nyanyinya:

 

Afrika yang ketiga, yang hitam tampan

Pemuda kuat dan gagah

rambut keritingnya adalah hutan dahsyat

dan airmata danau-danau dalam

dan tamparannya padang-pasir tandus

Ia berlari memburu gadis ganas

di lembah-lembah bayangan

Ia menyembelih singa buas

dan memakan hatinya, juga jantungnya

Ia tampan, kuat dan perkasa

Afrika!

 

Sesudah itu bangkitlah Spelita,

dinyanyikannya tentang Amerika, Australia,

dan Atlantis yang hilang, demikian nyanyiannya:

 

"Amerika dara cantik yang perkasa

rambutnya coklat panjang, - Grand Canyon

dan senyumnya manis memikat para benua

tubuhnya indah, segar dan sempurna

dan wajah kemerahan menawan

Amerika adalah dara perkasa

gadis yang suka perang, berpakaian besi

Amerika menawan, tapi juga menaklukkan

ia berbeda dengan Eropa yang lembut dan agung

Amerika adalah dara perkasa

Ia lebih kuat dari Asia yang jantan

apalagi atas Eropa yang lembut

Afrika terjatuh dihadapannya

dan Australia merengek-merengek padanya

hanya Atlantis … padanya Amerika terjatuh"

 

Nyanyian Australia; suara merdu Spelita menyanyikannya:

 

"Australia remaja tampan tak berbaju

yang manis dan disayang keempat benua

rambutnya ikal, - disisiri Eropa

sepatunya dikenakan oleh Asia 

dan Afrika memandikannya tiap pagi dan sore

lalu pabila malam tiba

Amerika memangkunya, - mengusap-usap

Menyanyikan lagu dan menidurkan

Lalu menyelimuti tubuhnya

Ah Australia … anak manis yang tampan"

 

Lalu berdirilah De Bokta, Pontilia dan Helial.

dan bersama Spelita menyanyi tentang benua terindah … Atlantis!

 

Demikian mereka menyanyi:

 

Atlantis pemuda rupawan dan tampan

tegap diantara kelima benua

rambutnya pirang keemasan

dan mata indahnya angkuh memandang

Atlantis yang terindah

yang penuh bangunan-bangunan emas

dadanya adalah daratan rumput hijau

dan jari-jarinya kekuatan penakluk

Atlantis angkuh oleh tampannya.

 

Nyanyian keangkuhan Atlantis:

 

"Aku tertampan … aku Atlantis

hai kelima benua di bumi

kalian melata kagum di kakiku

karena aku memang lebih

daripada kalian, hai debu-debu terkumpul

Engkau Asia, si tua pikun yang lemah

dan Afrika, kau adalah orang lain

dan kau Australia … kau anak kecil tak berakal

Eropa menangis memohon cintaku

dan Amerika, yang terkuat, kau lemah dipelukanku

Aku Atlantis yang termulia

yang dimahkotai oleh kuatku sendiri

kutaklukkan kalian  … aku yang dipuja-puja

kau sesal apa hai dunia

Jika kukata aku semulia Yahweh!"

Asia yang mengkeretakkan giginya marah

Afrika mengahantam bukit-bukit batu karena sakit hati

Eropa menangis terhina, dipermalukan

Australia merajuk tak suka

dan Amerika, hilang keperkasaannya

 

Lalu kata Asia:

"Oh demi Sang Domba Allah!

Harus tertutup mulutnya selama-lamanya!"

 

 "Dan harus hilang namanya dari muka bumi!"

Sambung Afrika:           

                      

Kutuk Eropa:

 "Biarlah ia hilang, terbakar dan musnah!"

           

"Dan tertutup air hendaknya daratan Atlantis!"

Demikian sungut Australia

 

America hanya berdiam, ia berduduk tak bersuara

Ia terhina oleh Atlantis, tapi ia cinta padanya

 

Serunya:

"Oh Atlantis … Atlantis kekasihku!"

 

Lalu doa Asia:

"O Elohim, O Pencipta!

kutuklah, hancurkanlah Atlantis yang angkuh itu"

                       

"Biarlah ia musnah!"

Seru Afrika

 

"Dan tak ketinggalan sesuatu apapun dari padanya",

Demikian rintih Eropa

 

Lalu kata Australia:

"Biarlah ia tenggelam, O Pencipta"

 

America dengan malu berkata:

"Tapi … tapi …"

Suaranya tenggelam di antara kutuk keempat benua

ia tak dapat menolong Atlantis

 

Kehancuran Atlantis

Sang Pencipta marah, kutuknya pun datang

Betapapun indahnya Atlantis, - ia harus binasa

 

Dan lagi pula kata Atlantis:

"Aku semulia DIA!"

 

Tuhan itu pencemburu dan tak tersaingi

kemarahannya hanya selesai dengan kebinasaan

 

IA berkata pada Atlantis:

 

"Aku YHWH Atlantis, Aku YHWH hai Atlantis

Kaukah yang berkata kau semula Aku?

Kaukah yang berkata Asia, Eropa, Amerika,

Australia dan Afrika melata di kakimu ?

Mengapa tak di kakiku hai Atlantis ?

 

Bukankah Aku pencipta mereka ?

Jawab Aku, Atlantis!"

[Back]

 

 

 

Atlantis tersungkkur, ia gentar dan takut pada kuasa tertinggi.

Jawabnya:        

 

"Tidak … tidak … Itu tidak benar,

Aku berkata benar, aku tak melakukan itu"

 

Lalu sabda YHWH lagi:

 

"Dan kini kau mendustaiku Atlantis!"

 

Dan Atlantis berduduk menangis:

 

 "Ampuni aku … Ampuni aku, Engkau Yang Mahatinggi"

 

Rintih Atlantis takut,

lalu ditatapnya kelima benua:

 

"Oh Asia, kau yang termulia … tolong aku

Africa, selamatkan aku

Eropa, ampuni aku, oh Eropa

Australia, bukankah aku baik padamu?

Amerika, belalah aku!"

 

Lalu seru America pada YHWH:

 

 "O Belas Kasihan utama

ampuni Atlantis, ampunilah ia

Asia, Afrika, Eropa dan Australia

berkata tak benar, - Oh Pencipta!"

 

Dan sabda YHWH pada America:

 

 "Diamlah America!

inginkah kau binasa bersamanya?"

 

Amerikapun terdiam takut

Suara Sang Pencipta menggemuruh marah:

 

 "AKU YHWH … kau harus binasa Atlantis!"

 

Atlantis mengacungkan tangannya memohon ampun

ia menangis beriba-iba, tapibelas kasihan tidak untuknya

 

Langit diatas terbuka

api-api dahsyat menghujani tubuh Atlantis

dan gunung-gunungnya sendiri meletus,

menyakiti dirinya sendiri

bintang Afsantin memukul keras

tubuhnya hangus menyala

rakyatnya berlarian ketakutan

tapi Atlantis pecah-pecah dan menelan mereka

kuil-kuilnya pecah meleleh, lahar emas kuning mengalir

tangan Atlantis beracung memohon ampun

tapi memang ia harus binasa.

 

Asia terharu melihat derita Atlantis

Afrika lupa akan dendamnya

Eropa menutup mukanya tak tahan

dan Australia bersembunyi di pelukannya

America menangis dan menyeru nama Atlantis

 

Atlantis diambang kematiannya

bintang Afsantin menusuk dalam jantungnya

lalu tangan Atlantis jatuh terkulai

dan denyutan nafasnya terhenti

gelombang dahsyat air laut

dari seluruh sisinya memeluknya

dan menariknya, menenggelamkan kedasar lautan

 

Atlantis binasa!

 

YHWHpun mengundurkan diriNya

Sementara ke empat benua sedih terharu

Dan Amerika berkabung lama

 

Atlantis telah binasa!

 

De Bokta, Pontilia, Helial dan Spelita menyelesaikan lagu

dan menunduk hormat pada kuasa YHWH, Elohim Pencipta

 

Sementara tenggelam di barat mereka matahari

mereka menyelesaikan bait yang terakhir:

           

O Asia, Eropa, Amerika, Afrika, Australia pujilah YHWH!

O umat manusia pujilah YHWH!

 

Broadway, Cotswolds, 23.22, 24 October 1975

[Back]

 

[Ben Poetica] - [Karya Carita]

 



 


 

 Copyright©soneta.org 2004  
 For problems or questions regarding this web contact
[admin@soneta.org] 
Last updated: 04/06/2015